Disusun Oleh :
Saeful Huda M ( 21090114120063 )
Hafizhul Haq A ( 21090114140095 )
Herman Josef E ( 21090113130098 )
LATAR BELAKANG
Analisis
risiko bahaya dan metode seperti Mode Kegagalan dan Efek Analysis (FMEA), Fault
Tree Analisis (FTA), Event Tree Analysis (ETA), Cause- Konsekuensi Analisis
(CCA), Hazard awal Analisis (prHA), Analisis Keandalan Manusia (HRA), dan Hazard
dan Operabilit. Modus
kegagalan dan analisis efek (FMEA) -juga "mode kegagalan," plural,
dalam banyak publikasi- adalah salah satu teknik sistematis pertama untuk
analisis kegagalan .
Ini
dikembangkan oleh insinyur keandalan pada akhir tahun 1940-an untuk mempelajari
masalah yang mungkin timbul dari kerusakan sistem militer.Sebuah FMEA sering
langkah pertama dari studi keandalan sistem. Ini melibatkan meninjau sebanyak
komponen, rakitan, dan subsistem mungkin untuk mengidentifikasi mode kegagalan,
dan penyebab dan efek mereka.
Failure Mode and Effects Analysis
(FMEA) adalah salah satu metode analisa failure/potensi kegagalan yang
diterapkan dalam pengembangan produk, system engineering dan manajemen
operasional.
Kadang-kadang
FMEA diperpanjang untuk FMECA untuk menunjukkan bahwa analisis kekritisan
dilakukan juga.
FMEA
adalah penalaran induktif (logika maju) titik analisis kegagalan dan adalah
tugas inti dalam rekayasa keandalan , teknik keselamatan dan rekayasa kualitas
.Rekayasa kualitas khusus peduli dengan "Proses" (Manufaktur dan
Majelis) jenis FMEA.
Kegiatan
FMEA membantu untuk mengidentifikasi mode kegagalan potensial berdasarkan
pengalaman dengan produk sejenis dan proses - atau berdasarkan fisika umum dari
logika kegagalan.
Hal
ini banyak digunakan dalam pengembangan dan manufaktur industri di berbagai
tahapan siklus hidup produk.Analisis Efek
mengacu mempelajari konsekuensi dari kegagalan-kegagalan pada tingkat
sistem yang berbeda.
Analisis
fungsional diperlukan sebagai masukan untuk menentukan mode kegagalan yang
benar, di semua tingkat sistem, baik untuk FMEA fungsional atau Sepotong-Part
(hardware) FMEA
Sebuah
FMEA digunakan untuk struktur Mitigasi untuk pengurangan risiko berdasarkan
baik kegagalan (modus) pengurangan keparahan efek atau berdasarkan menurunkan
probabilitas kegagalan atau keduanya.
FMEA
adalah prinsip induktif penuh (logika maju) analisis, namun probabilitas
kegagalan hanya dapat diperkirakan atau dikurangi dengan memahami mekanisme kegagalan. Idealnya
probabilitas ini akan diturunkan menjadi "tidak mungkin terjadi"
dengan menghilangkan (root) menyebabkan .
Oleh karena itu penting untuk memasukkan dalam FMEA kedalaman informasi yang
tepat tentang penyebab kegagalan (analisis deduktif).
FMEA
dilakukan untuk menganalisa potensi kesalahan atau kegagalan dalam sistem atau
proses, dan potensi yang teridentifikasi akan diklasifikasikan menurut besarnya
potensi kegagalan dan efeknya terhadap proses. Metode ini membantu tim proyek
untuk mengidentifikasi potential failure mode yang berbasis kepada kejadian dan
pengalaman yang telah lalu yang berkaitan dengan produk atau proses yang
serupa. FMEA membuat tim mampu merancang proses yang bebas waste dan meminimalisir kesalahan serta kegagalan. ( SUMBER : http://ueu6852.weblog.esaunggul.ac.id/wp-content/uploads/sites/2720/2015/05/Failure-Mode-Dan-Effects-Analysis_FMEA.pdf )
Adapun 3 macam analisa yang sering di gunakan, antara lain :
1. FTA
( Fault Tree Analysis )
FTA digunakan dalam mengembangkan
struktur hubungan logis yang sederhana dan digunakan untuk mengekspresikan
hubungan probabilistik di antara berbagai kejadian yang mengawali kejadian
sistem. Proses FTA hanya dapat dilakukan apabila telah melalui proses FMEA
dengan mengidentifikasikan penyebab dan pengaruh kegagalan sistem.
Sesuai dengan namanya, FTA adalah
representasi grafis hubungan kejadian yang biasanya bersifat katastrofik antara
kombinasi kejadian khusus tertentu dan kejadian puncak yang tidak diinginkan
seperti adanya kegagalan sistem. Grafis analisis FT menggunakan penjelasan
diagram alir dalam mengidentifikasi suatu urutan fungsional dalam hubungan
logis antar berbagai komponen sistem.
Sedangkan metode analisis FTA sendiri menggunakan teknik top-down dengan identifikasi pertama pada kejadian puncak (Top Event, TE) baru kemudian
mendefinisikan kejadian yang tidak diinginkan (biasanya bersifat katastrofik)
dan mengkaji logika yang memungkinkan hal ini terjadi.
FTA biasanya dibangun dengan tiga kelas
kejadian/kesalahan tak diinginkan:
·
Kelas 1 :
Kejadian/kesalahan
yang menyebabkan kematian, luka berat atau kerusakan peralatan yang ekstensif.
Kesalahan sistem untuk melakukan fungsi yang
diinginkan atau kejadian yang menyebabkan luka ringan atau kerusakan
peralatan yang kecil.
·
Kelas 3 :
Kesalahan
sistem yang meyebabkan tidak dapat melaksanakan fungsinya, tetapi dapat
mengakibatkan luka pribadi atau kerusakan pada peralatan lain, misalnya
ketepatan pengukur karena keausan.
Dalam membangun pohon kesalahan
perlu adanya klasifikasi kesalahan terlebih dahulu. Pemahaman dalam membedakan
suatu kesalahan dan kegagalan, kemampuan pengklasifikasian kesalahan ke dalam
kesalahan primer, kesalahan sekunder dan kesalahan komando serta kemampuan
pengklasifikasian kesalahan ke dalam kesalahan aktif dan pasif merupakan fondasi
awal dalam membangun FT.
Mengkaji
sistem serta menemu-kenali kesalahan-kesalahan potensial sistem tersebut
merupakan langkah awal membangun FT. Materi dasar pemahaman sistem yang akan
dibangun pohon kesalahannya seperti “pengetahuan
tentang kesalahan yang mungkin terjadi pada sistem dan kondisi yang menyebabkan
kesalahan-kesalahan tersebut, serta mengenali komponen atau prosedur yang
berkontribusi terhadap kesalahan-kesalahan yang ada” merupakan salah satu
dasar pembangunan FT. Materi dan pengetahuan dasar sistem tersebut kemudian
secara grafis digambarkan untuk menunjukkan dalam suatu diagram logika apa yang
berkontribusi terhadap kejadian yang tidak diinginkan.
Metode FT secara umum melibatkan
tiga kemungkinan logis dan dua simbol utama sebagai media pendeskripsian secara
grafis. Proses ini akan melibatkan gates (gerbang) sedemikian rupa sehingga
masukkan (input) di bawah gerbang memiliki kesalahan. Secara umum simbol-simbol
dan gates yang digunakan dalam FT dapat dilihat pada gambar 2.05.
Berikut beberapa langkah yang biasa dijadikan
referensi dalam meyusun FT:
1.
Mengidentifikasi
TE, yaitu kesalahan sistem yang serius.
2. Memeriksa
kejadian-kejadian tertentu sehingga
terdeteksi apakah kejadian
tersebut dapat menyebabkan TE, baik secara sendiri-sendiri atau bila bersama
kejadian lain.
3.
Prosedur
dilanjutkan sampai didapatkan kejadian dasar yang tersedia datanya.
4.
Himpunan kejadian
yang semuanya diperlukan
untuk menghasilkan kejadian yang diamati, dihubungkan dengan gerbang AND.
5. Himpunan
kejadian yang masing-masing dapat menghasilkan kejadian yang diperhatikan,
dihubungkan dengan gerbang OR.
6. Analisis
selanjutnya dilakukan dengan mengubah data dan hubungan yang telah
dibangun.
( SUMBER : http://digilib.itb.ac.id/files/disk1/616/jbptitbpp-gdl-wendakalub-30785-3-2008ta-2.pdf )
( SUMBER : http://digilib.itb.ac.id/files/disk1/616/jbptitbpp-gdl-wendakalub-30785-3-2008ta-2.pdf )
Gambar 2.05
Simbol-simbol pohon kesalahan
Sumber:
Pasaribu M, Hisar. Diktat Kuliah : Keamanan
Sistem Pesawat. ITB.
2. FMEA ( Failure Mode and Effect
Analysis )
Failure Mode and Effect Analysis
(FMEA) adalah pendekatan sistematik yang menerapkan suatu metode pentabelan
untuk membantu proses pemikiran yang digunakan oleh engineers untuk
mengidentifikasi mode kegagalan potensial dan efeknya. FMEA merupakan teknik
evaluasi tingkat keandalan dari sebuah sistem untuk menentukan efek dari
kegagalan dari sistem tersebut. Kegagalan digolongkan berdasarkan dampak yang
diberikan terhadap kesuksesan suatu misi dari sebuah sistem.
Secara umum, FMEA (Failure Modes
and Effect Analysis) didefinisikan sebagai sebuah teknik yang mengidentifikasi
tiga hal, yaitu :
o
Penyebab kegagalan yang potensial dari
sistem, desain produk, dan proses selama siklus hidupnya,
o
Efek dari kegagalan tersebut,
o
Tingkat kekritisan efek kegagalan terhadap
fungsi sistem, desain produk, dan proses.
FMEA merupakan alat yang
digunakan untuk menganalisa keandalan suatu sistem dan penyebab kegagalannya
untuk mencapai persyaratan keandalan dan keamanan sistem, desain dan proses
dengan memberikan informasi dasar mengenai prediksi keandalan sistem, desain,
dan proses. Terdapat lima tipe FMEA yang bisa diterapkan dalam sebuah industri
manufaktur, yaitu :
·
System, berfokus pada fungsi sistem secara
global
·
Design, berfokus pada desain produk
·
Process, berfokus pada proses produksi,
dan perakitan
·
Service, berfokus pada fungsi jasa
·
Software, berfokus pada fungsi software
Berikut ini adalah tujuan yang
dapat dicapai oleh perusahaan dengan penerapan FMEA:
·
Untuk mengidentifikasi mode kegagalan dan
tingkat keparahan efeknya
·
Untuk mengidentifikasi karakteristik
kritis dan karakteristik signifikan
·
Untuk mengurutkan pesanan desain potensial
dan defisiensi proses
·
Untuk membantu fokus engineer dalam
mengurangi perhatian terhadap produk dan proses, dan membentu mencegah
timbulnya permasalahan.
Dari penerapan FMEA pada
perusahaan, maka akan dapat diperoleh keuntungan – keuntungan yang sangat
bermanfaat untuk perusahaan, (Ford Motor Company, 1992) antara lain:
·
Meningkatkan kualitas, keandalan, dan
keamanan produk
·
Membantu meningkatkan kepuasan pelanggan
·
Meningkatkan citra baik dan daya saing
perusahaan
·
Menurangi waktu dan biaya pengembangan
produk
·
Memperkirakan tindakan dan dokumen yang
dapat menguangi resiko
·
Sedangkan manfaat khusus dari Process FMEA
bagi perusahaan adalah:
·
Membantu menganalisis proses manufaktur
baru.
·
Meningkatkan pemahaman bahwa kegagalan
potensial pada proses manufaktur harus dipertimbangkan.
Mengidentifikasi defisiensi
proses, sehingga para engineer dapat berfokus pada pengendalian untuk
mengurangi munculnya produksi yang menghasilkan produk yang tidak sesuai dengan
yang diinginkan atau pada metode untuk meningkatkan deteksi pada produk yang
tidak sesuai tersebut.
Output
dari Process FMEA adalah:
·
Daftar mode kegagalan yang potensial pada
proses.
·
Daftar critical characteristic dan
significant characteristic.
·
Daftar tindakan yang direkomendasikan
untuk menghilangkan penyebab munculnya mode kegagalan atau untuk mengurangi
tingkat kejadiannya dan untuk meningkatkan deteksi terhadap produk cacat bila
kapabilitas proses tidak dapat ditingkatkan.
FMEA merupakan dokumen yang
berkembang terus. Semua pembaharuan dan perubahan siklus pengembangan produk
dibuat untuk produk atau proses. Perubahan ini dapat dan sering digunakan untuk
mengenal mode kegagalan baru. Mengulas dan memperbaharui FMEA adalah penting
terutama ketika:
·
Produk atau proses baru diperkenalkan.
·
Perubahan dibuat pada kondisi operasi
produk atau proses diharapkan berfungsi.
· Perubahan dibuat pada produk atau proses
(dimana produk atau proses berhubungan). Jika desain produk dirubah, maka
proses terpengaruh begitu juga sebaliknya.
·
Konsumen memberikan indikasi masalah pada
produk atau proses.
( SUMBER : http://digilib.itb.ac.id/files/disk1/616/jbptitbpp-gdl-wendakalub-30785-3-2008ta-2.pdf )
3. FMECA ( FAILURE MODES, EFFECT and
CRITICALIITY ANALYSIS )
Biasanya metode FMEA yang sering digunakan selama fase
konseptual dan fase desain awal sistem juga diiringi dengan penggunaan metode
analisis kekritisan kegagalan. Metode ini kemudian dikenal dengan sebutan Failure Modes, Effects and Criticality
Analysis (FMECA). FMECA ini digunakan untuk membantu membuat analisis
diagram blok keandalan dan memeriksa perencanaan untuk tujuan perbaikan.
Adapun beberapa prosedur yang dicakup dalam FMECA
diringkaskan sebagai berikut:
1.
Mengidentifikasi
semua modus kegagalan potensial sistem.
2.
Menghubungkan
penyebab, pengaruh dan bahaya tiap modus kegagalan.
3.
Memprioritaskan
modus kegagalan tertentu relatif terhadap probabilitas kejadian, kekritisan,
kegagalan dan kemampuan pendeteksian.
4.
Menyediakan
kelanjutan/aksi perbaikan yang pas
untuk tiap-tiap modus
kegagalan.
Prosedur FMECA dapat diimpletasikan menggunakan
formulir berkas FMECA yang telah distandarkan. Meskipun demikian detail berkas
seharusnya mencerminkan kebutuhan khusus dan karakteristik bagian sistem yang
dianalisis. Biasanya detail yang harus ada pada berkas FMECA adalah serial
number, modus kegagalan, frequensi kegagalan, efek kegagalan, metode
menidentifikasi kegagalan, tingkat kegagalan, probabilitas ditemukannya
kegagalan, serta langkah-langkah koreksi.
( SUMBER : http://digilib.itb.ac.id/files/disk1/616/jbptitbpp-gdl-wendakalub-30785-3-2008ta-2.pdf )
( SUMBER : http://digilib.itb.ac.id/files/disk1/616/jbptitbpp-gdl-wendakalub-30785-3-2008ta-2.pdf )
Keempat prosedur
di atas dapat dimodelkan lebih jelas menjadi beberapa proses FMECA
seperti pada gambar 2.04. di bawah ini
Gambar 2.04 Proses Analisis, Modus, Efek dan
Kritikalitas Kegagalan Sumber: Pasaribu M, Hisar. Diktat Kuliah : Keamanan Sistem Pesawat. ITB.
DAFTAR PUSTAKA
- https://qualityengineering.wordpress.com/2008/06/29/failure-mode-and-effect-analysis-fmea/
- http://ueu6852.weblog.esaunggul.ac.id/wp-content/uploads/sites/2720/2015/05/Failure-Mode-Dan-Effects-Analysis_FMEA.pdf
- http://digilib.itb.ac.id/files/disk1/616/jbptitbpp-gdl-wendakalub-30785-3-2008ta-2.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar